Sahabat,
Berjuang berarti berkorban, berkorban berarti terkorban. Perjalanan hidup begitu indah untuk dikenang. Terkadang suka dan duka selalu menghampiri tiada henti. Namun tak tak jarang sebagian orang terjerumus dengan kehidupannya yang terus mencekik dirinya. Hanya sebagian orang yang bisa bertahan menghadapinya walaupun dalam keadaan perih.
Membahagiakan orang tua sudah kewajiban seorang anak. Disaat anak anak bermain dengan teman-temanya. Ibunya yang membahagiakan anaknya sampai dewasa. Namu hal ini berbeda dengan yang dialami oleh seorang anak usia 6 tahun yang mengurus ibunya yang lumpuh. Ia bernama Sinar, yang mengabdikan masa bermainnya hanya untuk ibunya dengan rasa kasih sayang dan cinta suci, ia selalu disampingnya sejak ibunya sakit 2 tahun yang lalu. Murni adalah nama ibunya yang lumpuh di sebuah rumah panggung yang sederhana berbahan kayu, yang jauh dari pusat keramaian kota yang harus ditemput melewati hutan belantara terletak di Desa Riso, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Sinarlah selalu membantu ibunya, karena ayahnya entah pergi kemana. Dan sinarlah yang memasak, mencuci baju, membersihkan rumah, merawat adiknya, memandikan ibunya bahkan hingga membersihkan kotoran ibunya karena lumpuh. Sunnguh ngiris hati kita mendengarnya. Betapa tidak yang seharusnya dalam usinya ia di beri kasih sayang dari seorang ibu namun lihatlah betapa kuatnya melakukan semua itu. Semua itu ditayangkan di berbagai TV swasta.
Ia duduk dibangku kelas satu Sekolah Dasar yang haru ia tempuh dengan jauh melewati hutan, menyebrangi sungai, dengan jalan setapak ia terus berjuangn untuk menuntut ilmu. Walaupun sekolah sederhana hanya1 kelas, ruangan yang berdingding kayu dan beralas tanah, tak menyurutkan bocah ini. Bahkan bangku yang didudukinya roboh karena tidak kuat menahan beban yang diduduki 3 orang. Selesai sekolah tidak ada waktu lagi untuk bermain bersama teman-temannya, ia langsung pulang untuk mengabdikan dirinya untuk ibunya dengan kasih sayang.
Kisah Sinar, bocah belia usia 6 tahun ini mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya berbakti kepada kedua orang tua. Walau di antara kita mungkin ada yang bertanya, apakah karena usianya yang masih sangat belia itu yang membuat Sinar mampu memahami arti berbakti kepada orang tua? Karena kita sendiri heran melihat perilaku seorang anak yang sudah dewasa justru tak sudi melayani ibunya yang renta dan tak mampu lagi berbuat apa-apa. Ia telah kehabisan cinta dan kasih sayang untuk ibunya. Namun sinar memberikan cintanya sjak ia kecil. Betapa hebatnya bocah belia ini.
Tapi begitulah Allah mengajarkan kepada kita tentang cinta kasih kepada orang tua melalui anak kecil ini. DIA(Allah) telah letakkan dalam hatinya kasih sayang dan cinta, juga telah IA kuatkan bahunya untuk menahan beban dan semangat yang menggelora didalam jiwanya. Sungguh KAU beri peringatan dan contoh tauladan yang baik, ya RABB.
Kisahnya telah membuat banyak orang terharu dan membantunya dari berbagai pelosaok negeri, tak ketinggalan seorang Charly vocalis ST 12. Ia langsung bergegas menuju Polewali Mandar, Sulawesi Barat untuk langsung bertemu dengannya, karena kisahnya yang membuat Charly terharu, tanpa dihiraukan perjalanan yang jauh dan melelahkan. Air mata Charly pun mulai menetes, setelah sampai dirumahnya pada malam hari di tengah hutan yang gelap tanpa penerangan. Dan ia langsung membuatkan lagu untuknya.
SINAR PAHLAWANKU
Reff:
Jangan menangis sayang
Jangan menangis sayang
Ini hanyalah cobaan tuhan
Hadapi semua dengan senyuman
Dengan senyuman, dengan senyuman
*
Jangan menangis sayang
Sinarmu tetap harus bersinar
Tabahkanlah hatimu demi ibu
Itu surgamu
Ku teriris mendengar kisahnya
Bocah kecil merawat ibunya
Sinar mata dan baik hatinya
Yang tak percaya
Telah lama dia menderita
… ku meninggalkan dia
Mengisi hidup hanya berdua
Kuatkan sinar, ooo
Repeat reff [2x]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar